Selasa, 09 Desember 2008

MENANAM DAN MERAWAT ANGGREK

Anggrek? Hm, tanaman paling disuka oleh para wanita dan pencinta bunga. Tapi banyak yang menghatakan, merawat anggrek tak semudah membelinya. Benar? Jangan khawatir. Ini sebuah tulisan yang perlu Anda baca.Tanaman anggrek merupakan tanaman yang telah ada di bumi sejak 120 juta tahun yang lalu dan telah sanggup terus berevolusi dan beradaptasi sehingga masih bertahan sampai sekarang, meskipun banyak hewan dan tumbuhan purba punah. Anggrek hidup di semua benua, kecuali Antartika. Di Tiongkok, anggrek liar ditemukan hidup di daerah Tiongkok Barat Daya dan Selatan, misalnya di propinsi Sichuan dan Yunnan. Di dunia ini ada hampir 35 ribu spesies anggrek. Bahkan masih banyak lagi spesies yang belum ditemukan. Salah satu anggrek langka yang ditemukan di daerah Xishuangbanna di propinsi Yunnan memiliki mantel bulu yang unik.
Di alamnya yang alami, anggrek bertahan hidup dari mineral yang terkandung pada air hujan yang jatuh dan pupuk yang terbuat dari daun-daun, kotoran burung atau serangga yang membusuk. Serangga yang bertugas membantu perkawinan bunga anggrek ditarik dengan baunya yang harus semerbak, atau dengan warna-warni dan bentuk yang menyerupai serangga tersebut, misalnya pada anggrek yang menyerupai kupu-kupu. Selain itu, serangga yang kaki-kakinya pernah terlumuri oleh benang sari bisa juga tergelincir ke kepala putik, sehingga membantu perkawinan antar anggrek. Tentang cara perawatan anggrek, pada dasarnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Yang pertama adalah cahaya. Anggrek membutuhkan cahaya matahari untuk hidup, tetapi tidak boleh terkena terlalu banyak sinar matahari. Yang paling baik adalah cahaya matahari dari timur, ketika matahari akan terbit. Tapi siang yang terlalu panjang dan terik tidak baik bagi anggrek karena daunya bisa cepat layu. Bagi pecinta anggrek di Tiongkok Utara, di musim panas mereka harus berhati-hati bila menaruh anggrek di jendela yang menghadap ke barat, karena jendela yang menghadap ke barat mendapat sinar matahari selama siang sampai matahari terbenam. Padahal, pada musim panas matahari baru terbenam di Tiongkok Utara pada pukul 8 atau bahkan 8.30 malam. Min Lin dan pecinta anggrek Indonesia tentu tidak perlu khawatir tentang hal ini, tetapi tentunya, lebih baik bila menjelang tengah hari anggrek dipindahkan ke tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, atau tempat yang lebih teduh.
Sebetulnya tiap jenis anggrek memiliki kebutuhan cahaya sendiri-sendiri. Anggrek keluarga phalaenopsis dan oncidium kurang suka cahaya, sedangkan anggrek jenis cattleya, dendrobium dan vanda suka cahaya.
Yang kedua adalah kelembaban.
Kebanyakan anggrek menyukai kelembaban. Bagi pecinta anggrek di Indonesia, hal ini tentu tidak menjadi masalah, karena Indonesia adalah negara tropis yang lembab. Tetapi bagi mereka yang tinggal di Tiongkok Utara, udara cukup kering, terutama pada musim dingin. Karena itu mereka disarankan untuk menaruh seember air di dekat anggrek-anggrek mereka, sehingga air bisa menguap dan melembabkan anggrek.
Yang ketiga adalah pengairan.
Paling baik, anggrek disiram pada pagi hari, sehingga air sudah menguap pada saat malam tiba. Akar yang tergenangi air bisa membusuk sehingga anggrek menjadi layu atau mati. Karena itu, pot yang digunakan harus memiliki pori-pori air. Air yang paling baik untuk menyiram anggrek adalah air hujan, karena mengandung telah bercampur dengan debu dan materi-materi organic. Air keran tidak terlalu baik, terutama air keran yang banyak mengandung kaporit. Bila air keran akan digunakan, lebih baik didiamkan dulu selama beberapa saat sehingga kaporitnya mengendap. Yang perlu diingat adalah jangan menyiram anggrek dengan air yang terlalu dingin.
Penyiraman anggrek tidak perlu dilakukan terlalu sering. 5-10 hari sekali bisa disiram, tergantung dari jenis anggrek. Yang pasti, ketika disiram, medium tempat akar anggrek tumbuh harus dalam keadaan telah benar-benar kering.
Yang keempat adalah temperatur.
Bagi orang Indonesia, suhu udara mungkin tidak menjadi masalah, karena suhu di Indonesia rata-rata selalu sama. Di Tiongkok, anggrek harus dirawat di dalam rumah yang menggunakan pemanas pada musim dingin. Rata-rata anggrek tidak tahan udara yang lebih dari 33 derajat Celcius atau di bawah 15 derajat Celcius. Karena itu, jangan biarkan anggrek Anda ditempatkan di tempat yang terlalu panas. Setelah ini Anda juga bisa mendengarkan ulasan dari pakar anggrek yang mengatakan bahwa temperatur paling baik untuk anggrek adalah 27 ? 28 derajat Celcius.
Bagi yang memelihara anggrek di dalam ruangan, maka yang juga harus diperhatikan adalah poin ke lima yaitu ventilasi udara. Bagi kebanyakan keluarga di Indonesia, hal ini tidak terlalu masalah. Kebanyakan rumah di Indonesia masih menempel di tanah, memiliki halaman, dan cukup ventilasi. Ini disebabkan karena orang Indonesia yang tinggal di iklim tropis sangat membutuhkan ventilasi udara, sehingga jendela rumahnya kerap dibuka. Tetapi bagi orang Tiongkok di kota-kota besar yang tinggal di apartemen dan pada musim dingin udara terlalu dingin, maka ventilasi bisa menjadi masalah. Karena itu, selama beberapa saat, anggrek perlu ditaruh di dekat kipas angin supaya mendapat sirkulasi udara. Udara yang berhembus atau angin sepoi-sepoi sangat diperlukan oleh anggrek supaya air siraman tidak menggenang sehingga bisa jadi tempat tumbuh bakteri yang membusukkan akar anggrek. Jadi, supaya anggrek Anda tetap tumbuh dengan bahagia, maka jangan lupa untuk diangin-angin, ditaruh di beranda yang terkena hembusan udara segar.
Yang keenam, yang juga perlu diperhatikan adalah pemberian pupuk. Pilihlah pupuk yang mengandung potassium untuk perkembangan bunga dan buah, fosfor untuk produksi bunga, dan nitogren untuk pertumbuhan tanaman. Bila medium anggrek dibuat dari kulit kayu yang telah dibusukkan, nitrogen sangat diperlukan karena medium tersebut dihasilkan dari pembusukan kulit kayu oleh bakteri. Bakteri memakan banyak sekali nitrogen, sehingga tidak menyisakan banyak nitrogen bagi anggrek. Tentang banyaknya pemakaian pupuk dan seringnya, ini semua tergantung dari keadaan tanaman yang baru dibeli. Tanyakan kepada penjual, jumlah dan seringnya pupuk yang dipakai karena semua anggrek berbeda-beda. Penjual anggrek juga biasanya menjual pupuk yang direkomendasikan.
Hal yang terakhir yang juga harus diperhatikan adalah pemindahan pot. Setiap anggrek harus dipindah dari potnya setiap satu setengah sampai dua tahun sekali. Mengapa? Karena mungkin anggrek tersebut sudah tumbuh terlalu besar sehingga potnya terlalu kecil untuk menampung kebutuhan akar-akar yang sudah berkembang. Selain itu, akar anggrek juga harus dibersihkan dari akar-akar yang sudah mati. Yang juga penting adalah mengganti medium anggrek yang mungkin sudah habis vitaminnya. Pot yang lama masih bisa dipakai, setelah dibersihkan. Semua ini tentu harus dilakukan dengan hati-hati dan tanyalah kepada penjual anggrek atau toko tanaman tentang prosedur. Tetapi yang harus diingat, anggrek suka berada di pot yang agak ketat, karena bila potnya terlalu besar, sebagian besar energi akan digunakan untuk menumbuhkan akar. Juga jangan asal pindah ke pot yang baru. Pemindahan pot dilakukan bila memang anggrek sudah terlalu besar, atau bila ditemukan air menggenang yang bisa membusukkan akar. Bila tidak ditemukan alasan-alasan untuk memindah ke pot yang baru, biarkan anggrek hidup di potnya mungkin setahun lagi.
Nah, saudara pendengar, kini saya ajak Anda untuk mengunjungi perusahaan hortikultur di Tiongkok yang memiliki rumah kaca khusus anggrek. Perusahaan ini mengembangbiakkan bibit anggrek dengan bioteknologi dan mengekspor anggrek-anggrek mereka ke luar negeri. Berikut wawancara dengan Li Chun Lin, Penanggung Jawab Produksi Jetgreen di Beijing.
Perusahaan kami mengimpor bibit bunga anggrek dari tahun 70-an. Tetapi perusahaan ini mula-mula didirikan di Taiwan. Di daratan Tiongkok kami baru mulai pada tahun 1995 atau 1996. Bunga yang terkenal dari perusahaan kami adalah bunga anggrek kupu-kupu, atau phalaenopsis. Dulu bibitnya diambil dari Taiwan, tetapi sekarang kami membibit sendiri. Kami menggunakan teknologi kloning sehingga semua bibit yang dihasilkan dijamin memiliki karakteristik yang sama, baik itu bentuk daunnya, bunganya, maupun kualitasnya.
Tiongkok Utara ini memiliki musim yang temperaturnya sangat beda jauh, bagaimana bisa memelihara bunga anggrek di sini?
Kami menggunakan greenhouse (rumah kaca) dan pengaturan suhu. Perusahaan kami sendirilah yang membuat rumah kaca ini. Pada musim dingin kami mengatur suhu supaya tidak terlalu dingin dan pada musim panas kami juga mengatur agar suhu tidak terlalu tinggi. Bunga anggrek paling baik hidup di suhu 27 ? 28 derajat Celcius.
Bagaimana bila ada yang membeli bunga-bunga ini dan membawanya pulang, apa yang harus dilakukan pembeli anggrek?
Sesudah dibawa pulang ke rumah, tidak perlu sering-sering disiram air. Tujuh atau sepuluh hari sekali sudah cukup. Bila medium tempat tumbuh anggrek sudah kering, baru siram air lagi. Kalau tiap hari disiram air, akarnya bisa membusuk. Jangan taruh di tempat yang terkena sinar matahari yang terlalu terik. Tetapi harus tetap kena sinar matahari sedikit. Di Beijing pada musim dingin bunga inipun bisa tumbuh, karena adanya pemanas dalam ruangan. Bila di suatu ruangan, suhunya di bawah 5 derajat, maka bunga ini akan mati. Suhu yang lebih dari 30 derajat juga akan mempengaruhi pertumbuhan anggrek. Jadi yang paling bagus 27 ? 28 derajat Celcius. Bunga ini butuh sinar matahari sebesar 20 ribu lux (lux adalah satuan ukuran intensitas cahaya). Rumah kaca mereka didesain untuk menerima sinar matahari sebesar ini. Sinar mataharinya tidak boleh terlalu terik, tetapi juga tidak boleh ditaruh di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Bila tidak ada sinar matahari, bunganya akan cepat gugur.(Kutifan dari: neng-anggrek)

MENGAPA KITA MASIH IMPOR BIBIT ANGGREK?

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan flora terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil. Tanaman anggrek adalah salah satu ragam hayati negeri ini yang mampu menerobos ke pasar dunia. Khususnya Kabupaten Tobasa. Terbukti dari berbagai even internasional yang diikuti, kualitas anggrek Indonesia menjadi yang terbaik. Namun, untuk memenuhi kebutuhan pasar, mengapa kita masih impor?
Fenomena ini menjadi PR bagi kita bersama – pemerintah, khususnya PAI – Perhimpunan Anggrek Indonesia sebagai payung pecinta tanaman anggrek di negeri ini. Kalau melihat kekayaan anggrek Indonesia maka sangat berpotensi untuk dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dr.Ria N MKes, pada acara hiking and Hunting anggrek dihutan Taman Eden menjelaskan, kebutuhan pasar anggrek nasional memang cukup besar. Secara kualitas anggrek Indonesia dapat diandalkan, namun secara kuantitas belum mampu memenuhi pasar.
Harapannya, mampu menjadi motivasi, dan penangkar anggrek species yang ada di Hutan Taman Eden dapat menghasilkan anggrek Species secara kualitas dan kuantitas. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar nasional maupun internasional.” Saya rasa anggrek species yang ada di Hutan Taman Eden ini cukup menjanjikan dan bahkan salah satu daerah yang banyak menghasilkan Anggrek Species nantinya. Saya heran, biasanya saya mencari anggrek sampai keliling indonesia bahkan keluar negeri. “Biasanya Secara kualitas mungkin banyak breeder bisa menghasilkan anggrek hybrid berkualitas, tapi Di hutan Taman Eden ini anggrek species sangat luar biasa banyaknya. Selama ini, secara kuantitas Indonesia masih mengimpor bibit anggrek,” ujar dr.Ria yang selama ini sibuk mencari anggrek ke luar daerah. Ria menambahkan mudah-mudahan anggrek species ini bisa sebagai unggulan anggrek dalam negeri yang dapat dibanggakan dalam acara nasional maupun internasional”.
Dengan pengelolahan usaha agribisnis anggrek secara berkesinambungan dan efisien dari hulu sampai hilir dan ditunjang dengan promosi yang baik, Ria optimis bahwa yayasan Lestari anggrek Toba Taman Eden Tobasa akan menjadikan daerah yang akan unggul dalam pengembangan anggrek species. Ini juga harus ada dukungan dari pemerintah daerah.
“Ini semakin menambah kemeriahan anggrek di kalangan hobiis. Dalam peluncuran nanti, mudah-mudahan bulan februari sudah siap, kita mengundang para pencinta lingkungan, dari PAI(persatuan anggrek indonesia), para pejabat yang suka keindahan leingkungan, khususnya anggrek.Di Taman Eden ini kita menampilkan anggrek species unggulan yang siap kita tangkar.Saya juga juga menggelar pelatihan anggrek bagi para peneliti maupun pelajar nantinya” Jelasnya. (gor)

Cermat Merawat, Anggrek Bulan Tumbuh Sehat

Keindahan anggrek bulan memang tak perlu diragukan lagi. Berkat keelokannya itu, anggrek berjuluk butterfly orchid ini menjelma sebagai primadona bisnis anggrek di Tanah Air. Namun apa jadinya bila anggrek ini tak mau berbunga atau hanya berbunga sekali, dan setelah itu ”ngambek” tak berbunga lagi. Tentu perasaan kesal dan kecewa akan bercampur ampur aduk jadi satu. Masalah lain muncul, yakni saat tak berbunga, anggrek bulan yang kita miliki tak memancarkan keindahan seperti yang diharapkan. Kondisinya tampak kurang segar dan sehat. Entah itu akar, batang, daun ataupun bunganya. Semua itu timbul akibat cara perawatan yang kurang tepat.Menurut Lily Turangan, sebenarnya tak ada cara khusus untuk menyiasati anggrek bulan itu agar tumbuh sehat dan rajin berbunga. ”Saya rasa cara merawat anggrek bulan sama saja seperti kita merawat Dendrobium.” Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu kita cermati agar tanaman tumbuh segar dan sehat.Sebagai tanaman epifit, anggrek bulan sepanjang hidupnya di alam bebas selalu ternaungi oleh ranting atau dahan pohon. ”Karena itu, anggrek jenis ini hanya butuh intensitas matahari yang tak terlalu kuat.cukup 20 sampai 50 persen saja,” ujar Lily. Kebutuhan SinarApabila cahaya yang didapat anggrek lebih besar dari angka itu, akan timbul kerusakan pada sebagian atau seluruh jaringan tanaman. Gejala terbakar akan segera terlihat terutama pada daun-daun yang terkena langsung cahaya matahari. Biasanya gejala itu ditandai dengan keluarnya warna cokelat kemerahan pada permukaan daunnya.Kekurangan cahaya, pertumbuhan anggrek bulan pun tak bagus. Daun akan layu, kuning, pucat dan rontok. Kalau sudah begini, jangan harap tanaman ini akan mengeluarkan bunga. ”Untuk mendapat sinar redup itu, pasangi saja kebun kita dengan jaring peneduh atau paranet,” ujar Lily. Cara lain, tempelkan saja anggrek bulan pada batang pohon besar dan tempatkan di sebelah timur. Cahaya mentari pagi sangat bagus bagi pertumbuhannya.Menurut Hadi Iswanto, umumnya anggrek memiliki kelembaban nisbi (ratio humidity) cukup tinggi, yaitu 60 sampai 80 persen. Meski begitu, tanaman berbunga indah ini tak menyukai udara yang kelewat basah. Kondisi udara yang terlalu lembab justru jadi pemicu munculnya penyakit busuk tunas dan daun. Anggrek bulan tumbuh bagus bersuhu 13 derajat Celcius sampai 18 derajat Celcius pada malam hari dan 18 derajat Celcius sampai 21 derajat Celcius (siang).”Aturlah kelembaban yang cukup bagi si anggrek. Jangan sampai tanaman kesayangan kita itu ada dalam kondisi yang terlalu kering. Ingatlah, anggrek tidak mengisap air tanah seperti tanaman lain, melainkan hidup dari mengisap kelembaban udara di sekitarnya,” tambah Lily.Untuk menjaga kelembaban udara, caranya bisa bermacam-macam. Pertama, bisa dengan memberikan semprotan air di sekitar tempat penanaman memakai sprayer. Atau meniru cara Lily, membuat wadah air di bawah deretan papan penaruh pot anggrek bulan. Alhasil terjadilah penguapan alami. Kelembaban udara pun terjaga.Tak Cuma Bersih Hal lain yang patut dicermati adalah penyiraman. Anggrek bulan akan tumbuh baik bila kebutuhan airnya tercukupi. Frekuensi dan banyaknya penyiraman yang diberikan tergantung pada jenis dan besar kecilnya ukuran tanaman serta keadaan lingkungannya,” kata Hadi. Tanaman yang sedang aktif tumbuh jelas butuh lebih banyak air ketimbang anggrek yang sudah berbunga.Air yang digunakan untuk penyiraman tidak sekadar bersih. Air itu harus cukup mengandung mineral, pH netral dan tersedia sepanjang tahun. Selain ikut dalam proses fotosintesis, air juga berperan mengatur kondisi suhu. ”Cara pemberian air yang baik adalah dengan sprayer. Air keluar dari sprayer berupa butiran-butiran halus sehingga tidak menghanyutkan atau merusak media dan bagian tanaman,” ujar pria kelahiran Surabaya ini. Biasanya penyiraman pada anggrek bulan minimal dilakukan dua kali sehari. Bila kemarau, frekuensinya ditambah jadi tiga kali. Idealnya, kata Hadi, penyiraman dilakukan pada pagi sekitar pukul 07.00 sampai 09.00 dan 16.00 – 18.00 (sore). Hadi juga mewanti-wanti agar anggrek bulan jangan terlalu berlebihan disiram air. Kelebihan penyiraman akan berdampak buruk bagi pertumbuhan akar. Buntutnya, akar jadi mudah busuk dan kehilangan daya serap.Soal penyiraman beres, sekarang perhatikan aturan pemupukan anggrek bulan. Ada beragam cara memupuk anggrek. ”Tapi yang banyak dilakukan adalah pemupukan lewat daun karena lebih efektif dibanding cara lain,” ujar Hadi menjelaskan. Alasannya, daun mampu menyerap pupuk sekitar 90 persen, sedangkan akar hanya menyerap 10 persen. Lagi pula, kandungan unsur hara dalam pupuk bakal lebih cepat tembus ke jaringan tubuh lewat pembuluh daun atau kutikula. Pupuk yang digunakan untuk anggrek harus mengandung tiga unsur hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pemberian pupuk harus menyesuaikan fase pertumbuhan tanaman. Saat pembibitan, paling tidak 60 persen kandungan pupuk itu didominasi oleh unsur N. Menginjak usia muda, tanaman diberi pupuk dengan konsentrasi N:P:K yang sebanding yaitu 30 persen. Sedang masa sudah berbunga, unsur P berganti dominasi menjadi enam puluh persen.Penggantian media tanam juga tak kalah penting. Ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan dan pembungaan anggrek bulan tetap optimal. ”Bila tanaman sudah kelihatan terlalu padat dan punya banyak tunas atau media tanam banyak ditumbuhi lumut dan dikerubungi semut, itu berarti sudah saatnya kita mengganti media tanam,” tutur Hadi yang meraih gelar sarjana pertaniannya di Surabaya.Untuk mempercepat pembungaan anggrek bulan bisa dilakukan dengan pelbagai cara. Sebut saja dari perlakukan sepanjang hari, suhu rendah, pemberian zat pengatur tumbuh dan pengaturan intensitas cahaya. ”Dari beberapa itu, pilihan paling praktis dan murah adalah pengaturan intensitas cahaya,” ujar Hadi. (bay)

Anggrek Papua Terancam Punah

Jayapura, Asosiasi Petani Anggrek Kabupaten Jayapura menggelar pameran sekaligus mensosialisasikan upaya budi daya tanaman anggrek. Dari 2.700 spesies anggrek Papua, sebagian di antaranya sudah langka.Papua memiliki 2.700 spesies anggrek yang tumbuh alami di hutan-hutan. Bentuk dan ragam anggrek Papua sangat digemari para kolektor. Sayang, semakin banyaknya penjarahan hutan dikhawatirkan bakal menghancurkan tanaman anggrek di Papua. Tak hanya itu, orang pun banyak yang menjualnya secara ilegal. Agar pencurian tak terjadi terus, Asosiasi Petani Anggrek Kabupaten Jayapura, baru-baru ini, menggelar pameran tanaman anggrek.Menurut Ketua Asosiasi Petani Anggrek se-Jayapura Karel Salmon Sabra, saat ini, anggrek jenis kribo dan dasi, sudah semakin langka. Karena itu, ia berharap Pemerintah Daerah Papua menindak tegas para penjarah dan penjual anggrek ilegal.Pameran sejenis juga pernah digelar setahun silam [baca: Festival Anggrek se-Papua Digelar di Jayapura]. Ketika itu, penyelenggara masih bisa memamerkan anggrek-anggrek langka seperti anggrek besi, dendrobium, phalaenanante, dan spatulata.(KEN/Ruba`i Kadir-lip6)

Puluhan Spesies Anggrek Musnah Akibat Pengrusakan HutanSingkawang

Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengungkapkan, puluhan spesies anggrek hutan di Indonesia musnah akibat maraknya pembalakan liar dan kebakaran hutan."Hal itu diperburuk oleh perburuan para penggemar anggrek yang tidak memperhatikan aspek pelestarian di alam aslinya," kata Mentan saat membuka Munas X Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) di Pontianak, Rabu.Berdasarkan catatan Deptan, sebanyak 33 spesies dari 53 spesies anggrek di kawasan Gunung Merapi diperkirakan telah hilang sedangkan di Papua sebanyak 26 spesies dinyatakan punah."Di Kalimantan Timur, anggrek hitam sudah sulit ditemukan. Begitu juga anggrek hutan asal Kalimantan Barat seperti anggrek kantong semar, anggrek belang dan anggrek singkawang," ujar Menta.Ia menambahkan, pelaku usaha juga perlu mengubah orientasi pengelolaan usaha anggrek dari pola tradisional yang mengeksploitasi alam ke arah pola usaha moderen yang sarat teknologi inovatif. "Misalnya penyediaan persilangan varietas unggul, penerapan teknologi produksi, penanganan pascapanen serta distribusi dan pemasaran," katanya.Menurut Mentan, pemanfaatan teknologi untuk pengembangan anggrek juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional sebagai sumber devisa non migas."Satu meter persegi budi daya anggrek dapat menghasilkan Rp 300.000 per tahun sedangkan panen dapat dilakukan tiga kali. Ini tentu peluang yang amat baik," ujarnya. Deptan sendiri akan memfasilitasi penataan sistem produksi di daerah untuk meningkatkan penyediaan pasokan dengan harga terjangkau."Kendala ekspor anggrek terutama disebabkan tidak adanya jaminan kontinuitas pasokan dan beragamnya mutu produk yang dihasilkan petani dan pengusaha," ujarnya.Gubernur Kalimantan Barat Usman Jafar mengatakan, Kalbar berpeluang untuk menambah devisa negara melalui komoditas anggrek mengingat hutan Kalbar memiliki hutan yang kaya spesies anggrek."Kalbar punya anggrek ekor tikus yang hanya ada di hutan Kalbar. Juga anggrek hitam yang sudah terkenal di dunia," katanya.Sementara Walikota Pontianak, Buchary A Rahman menambahkan, untuk mendukung pengembangan anggrek di Kalbar, Pontianak telah memiliki "Orchid Center". "Orchid Center akan menjadi pusat pengkajian dan pendidikan penganggrekan di Kalbar," ujarnya. (ads)

Musim Hujan dan Bahaya Penyakit Pada"Anggrek"

Perubahan cuaca yang telah memasuki musim hujan, merupakan hal yang sudah menjadi ketentuan ‘Pengatur Jaga Raya’ ini. Kekhasan dari daerah beriklim Tropis seperti Indonesia yang memiliki 2 musim yaitu tatkala musim kemarau berakhir masuklah musim penghujan. Nantinya inilah yang membedakan antara daerah beriklim Tropis dengan daerah beriklim Subtropis dalam hal memelihara anggrek.

Anggrek di alamnya tumbuh dengan cekaman yang ekstrim, contohnya jika musim hujan maka hutan akan menyediakan air yang berlebih dan pada musim kemarau tentunya ketersediaan air bagi tumbuh dan berkembangnya anggrek menjadi berkurang. Tetapi permasalahan ini timbul tatkala kita memelihara anggrek di rumah atau di kebun. Penyakit yang menyerang anggrek antara lain dapat diakibatkan oleh Bakteri dan Jamur. Kedua penyakit ini berbeda dari cara serangannya, gejalanya, penyebarannya, penanggulangannya, dan pencegahan.

Penyakit tersebut antara lain :
Erwinia carotovora (Busuk Lunak) diakibatkan oleh Bakteri, jika anda pernah melihat busuk lunak pada pangkal ‘Wortel’ atau ‘Kubis/Kol’ itulah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Erwinia sp. Pada anggrek dapat menyerang pangkal batang, tunas baru, mata tunas, dan akar. Cara Serangan : Masuk ke dalam jaringan tanaman melalui lubang tanaman, luka pada tanaman, dan bekas potongan (Split). Gejala : Jaringan tanaman yang terserang berubah warna menjadi kuning kemudian coklat, biasanya mengeluarkan cairan lendir berbau busuk. Penyebaran penyakit : Cipratan air hujan yang jatuh ke tanah kemudian dipantulkan ke atas kembali, angin, tangan manusia, serangga, gesekan pakaian manusia, alat-alat pemotong. Pengendalian : Karantina tanaman yang terserang, jauhkan dari tanaman sehat, bakar tanaman, bersihkan alat pemotong dengan dibakar atau gunakan alkohol 70% sebelum digunakan. Alternatif pengendalian secara kimia adala menggunakan Physan 20 atau Streptomycin (Anti Biotik). Pencegahan : Sanitasi kebun, tinggikan rak untuk menghindari cipratan balik air hujan, Sirkulai udara. Pencegahan kikia menggunakan bakterisida atau anti biotik.
Phytomonas cattleyae (Busuk Coklat) diakibatkan oleh Bakteri, Serangan bakteri ini biasa menyerang anggrek genus Phalaenopis dan Cattleya, tetapi tidak menutup kemungkinan anggrek genus lain. Cara Serangan : Masuk ke dalam jaringan tanaman melalui lubang tanaman (stomata dan kutikula). Itulah kenapa pada Phalaenopsis serangannya sangat cepat busuk coklat di tengah daun walaupun daun anggrek tersebut tidak luka, genangan air sisa penyiraman di atas permukaan daun. Gejala : Daun berubah warna kemudian melunak (seperti berair di dalam jaringan). Terutama pada cattleya menyerang daun-daun tua yang penyebarannya dibatasi sopt hitam pada permukaan daun. Penyebaran penyakit : Air genangan sisa penyiraman, jika sudah terserang hati-hati dengan penularannya. Penularan dapat melalui tangan manusia, alat-alat kerja, gesekan pakaian. Pengendalian : Karantina tanaman yang terserang, jauhkan dari tanaman sehat, bakar tanaman, bersihkan alat pemotong dengan dibakar atau gunakan alkohol 70% sebelum digunakan. Potong bagian tanaman pada daun yang sehat dengan jarak yang cukup aman dari spot hitam pada daun. Alternatif pengendalian secara kimia adala menggunakan Physan 20 atau Streptomycin (Anti Biotik). Pencegahan : Sanitasi kebun, Sirkulai udara dapat mengurangi penyebaran dan menghindari serangan dikarenakan air siraman tidak menggenang terlalu lama. Pencegahan kimia dapat menggunakan bakterisida atau anti biotik.(IC-gor)

Senin, 08 Desember 2008

HIKING & HUNTING ANGGREK, BERSAMA SANG DOKTER

Catatan: Abdi Tumanggor

Taman Eden 100 berawal dari lahan kelurga yang ditanami bermacam pepohonan oleh L.Sirait. Dan memang bapak yang sudah berumur 71 tahun ini suka keindahan lingkungan dan tanam-tanaman. Lahan keluarga ini berbukit bukit, bukit paling tinggi ada 2500 m dari permukaan laut. Sejak tahun 1990 an dengan adanya seruan pemerintah baik itu dari seminar-seminar tentang lingkungan hidup maupun lembaga lainnya membuat bapak yang tetap terlihat sehat ini bertambah giat dalam melestarikan lingkungan, ditambah lagi dukungan dari anak-anaknya. Dan pada masa kepemimpinan Gubernur Sumatera Utara Raja Inal Siregar yang gencar meluncurkan program”Martabe” marsipature hutanabe (membenahi kampung halaman masing-masing) menambah semangatnya untuk membudi dayakan lahannya menjadi cagar alam , dan pada tahun 1998 dinamakan “Taman Eden 100”, walaupun pengelolaannya masih sangat tradisional karena ditangani oleh keluarga dengan biaya seadanya. “Taman Eden” yang artinya: Manusia, tanaman dan makhluk hidup lainnya hidup rukun di dalamnya. Sedangkan “100” artinya: seratus jenis tanaman pohon berbuah. Adapun misi Taman Eden 100 ini adalah untuk membuat desa percontohan di bidang pertanian, peternakan dan pariwisata. Membuat proyek agrowisata rohani. Mengadakan penelitian di bidang pertanian dan lingkungan hidup. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam usaha melestarikan alam di sekitar Danau Toba. Melestarikan hutan serta isinya yang ada di lokasi agro wisata Taman Eden.
Agrowisata yang dimiliki oleh keluarga Sirait yang beristerikan boru Sitorus ini memang dirancang untuk mereka yang ingin menikmati suasana perkebunan dan pencinta lingkungan.

Di lahan yang sejuk ini, pengunjung bisa melihat langsung bagaimana pemeliharaan pohon buah-buah unggulan. Dan ada satu keunikan tersendiri, kita bebas mencari jenis-jenis bunga anggrek hutan yang langka dibawah pepohonan diatas bukit yang dipandu oleh pihak Taman Eden itu sendiri, yang tidak terlalu jauh dari posko utama."Kami juga menyediakan paket wisata menanam pohon bagi para tamu yang komitmen dalam pelestarian alam yang disediakan bibit dan pamflet nama. Jadi, pamflet nama penanam tersebut akan di tempelkan pada batang pohon tersebut" tutur Michael Sirait. Michael yang suka bunga-bungaan dan pehobi musik(seni) ini sangat ramah untuk memandu yang ingin berkeliling di lokasi wisata tersebut menambahkan,”selain menikmati keindahan bunga-bungaan dan pepohonan, pengunjung juga bisa menikmati indahnya pemandangan Danau Toba dan pulau Samosir".•••

Taman Eden 100 memiliki beberapa fenomena keunggulan lain yang menarik seperti pancuran air terjun dua tingkat, air terjun tujuh tingkat, gua kelelawar, gunung pangulubao, bukit manja, rumah tarzan, dll. “Sampai sekarang belum ada perhatian Pemkab Toba Samosir untuk Taman Eden ini”,tambahnya.Memang ucapan Michael ini bukan mengada-ngada. Kalau kita berjalan dimalam hari, pasti suasananya gelap gulita. Jalan setapak yang dilalui juga belum dilengkapi tanda-tanda yang permanen , dan belum dibuat bedeng sehingga kadang sulit dijalani dan terlihat sangat licin apalagi disaat menuruni bukit.Seharusnya kalau Pemkab (Tobasa) punya perhatian, sudah selayaknya Taman Eden ini di berikan bantuan biaya pengelolaan karena areal hutan ini merupakan kekayaan alam yang sangat tak ternilai harganya dan merupakan aset kebanggan daerah Tobasa yang tidak dipunyai daerah Kabupaten lainnya. Sangat unik dan luar biasa , selain penuh dengan tanaman langka, bahkan mempunyai areal perbukitan yang dihuni harimau Sumatera yang merupakan hewan langka didunia. Jejak sang penguasa hutan itu masih sering terlihat, bahkan ketika penulis dan rombongan mendaki di ketinggian 1500 dpl melihat dengan jelas jejak kaki si raja hutan tersebut. “Semoga Pemkab Tobasa terbuka hatinya untuk membantu Taman Eden ini”, ujar teman saya satu rombongan sambil berjalan menyelusuri pendakian kebun Taman Eden tersebut.


Dr RIA : “SAYA SIAP MENJADI IBU ASUH”
Orang yang suka keindahan dan pencinta keasrian lingkungan hidup ini sangat prihatin kalau ada orang yang mampu dan tega merusak alam dan tidak perduli dengan lingkungan. Seyogianya kita harus belajar banyak dari alam, katanya, sambil mendaki. Dialam, kita bisa melihat kebesaran Tuhan. Disini, kita bisa merenung, berdiam diri dan lebih banyak mendengar suara-suara alam , sangat kontras dengan kehidupan nyata, kita yang sebagai pemimpin selalu terus berbicara tanpa pernah mau mendengar suara-suara rakyat. Alam juga mengajarkan bahwa jalan dihutan yang tanpa arah akan menyesatkan orang didalamnya, artinya hidup tanpa arah yang jelas akan membuat kita berputar-putar pada kehidupan datar tanpa pengharapan dan kualitas. Alam yang asri juga adalah sumber oksigen murni yang tak ternilai harganya yang sangat diperlukan manusia. Dan oksigen itu ada pada tumbuhan dan pepohonan yang hijau. Jadi perlu dilestarikan dengan menjaga habitatnya.
Perkataan ini dibuktikan beliau selaku direktur RSUD Djasamen Saragih, yang dikenal telah bersusah payah membenahi Rumah Sakit Umum Kota Siantar, yang dulunya sering disebut”Ghost Hospital”.Rumah Sakit yang selalu dijuluki RS hantu itu ditatanya menjadi suatu rumah sakit yang ramah, indah lingkungan dan sangat asri. Dr.Ria yang rela meninggalkan keluarganya untuk membenahi Rumah Sakit Umum Djasamen Saragih ini terlihat sangat perduli dengan lingkungan rumah sakit dilihat dari penataan, pemeliharaan dan bahkan telah sukses membuat program penanaman duapuluh ribu pohon untuk areal Rumah Sakit biar kelihatan indah, sejuk, asri dan nyaman. Sekarang ke indahan, ke sejukan, ke asrian dan ke nyamanan itu sudah mulai ternodai oleh orang yang tidak suka kesejukan dan keasrian. Dimana ada kesejukan,keteduhan dan keindahan kalau telah ada yang tangan-tangan yang tega membabat pohon besar yang yang telah berumur tua demi untuk pendirian bangunan WC/Kamar Mandi Umum yang jelas sangat tidak layak dan sangat mengganggu keasrian lingkungan rumah sakit . Saya sangat kecewa dan prihatin, katanya sedih.

TETAP SEMANGAT DAN OPTIMIS
Pada siang hari ,Jumat 28 November 2008 , pekan lalu, rombongan kecil berangkat dari Kota Siantar yang penuh gejolak ini menuju Kecamatan Lumban Julu , Kabupaten Tobasa.Hanya menempuh perjalanan kira-kira satu jam tiba di Taman Eden dan tanpa singgah di pos utama pemandu yang merupakan anak pemilik lahan ini, langsung mengajak untuk mendaki salah satu bukit setelah mendengar tujuan rombongan adalah ingin melihat tanaman anggrek species. Perjalanan mendaki sampai ketinggian 2500 meter diatas permukaan laut itu ditempuh 2 (dua ) jam dengan melintasi rumah tarzan, yaitu rumah yang tinggi yang di buat diantara pepohonan yang besar. Perempuan enerjik yang suka canda dan tawa selama pendakian ini terlihat sangat terharu dan sangat bahagia melihat banyaknya jenis tanaman bunga anggrek hutan yang langka diketinggian bukit, walau selama observasi di tengah hutan, turun hujan yang cukup deras dan jalan licin. Dr.Ria , yang juga adalah anggota Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) cabang Medan, dan bercita cita membuka cabang PAI di P.Siantar , kelihatan tetap semangat, tidak kelihatan lelah dan selalu memberikan nasihat dari tanda tanda yang diberikan alam pada kehidupan manusia kepada penulis dan rombongan.
Dalam setiap lokasi yang terlihat ada anggrek, rombongan berhenti untuk mengagumi dan kadang kala diberi izin pemandu yang juga pemilik untuk diambil, jika populasinya terlihat banyak. Dan memang Dr.Ria rupanya sangat mengenal dan mencintai bunga anggrek hutan/ species. (bukan anggrek hibrida , seperti yang sering dijual dipasaran) . Penuturannya kemanapun dia pergi, baik ke luar negeri, akan mencari daerah yang mempunyai anggrek species,walaupun biasanya harus ke daerah pegunungan mencarinya , yang agak jauh dari kota. Di Bali , sasaran favoritnya adalah daerah Bedugul, daerah pegunungan yang mempunyai danau diatasnya. Sudah 3 kali beliau hunting anggrek hutan kesana karena jenisnya juga banyak. Dari Surabaya, Bandung dan Jakarta, dia juga sering membawa pulang anggrek hutan dan dicoba ditangkarkan di P.Siantar, karena alamnyayang sejuk sangat mendukung. Pernah, karena banyaknya anggrek hutan yang dibawanya dari daerah pegunungan di Bandung, kardusnya di tahan petugas di Airport Cengkareng, namun karena uletnya beliau meyakinkan pihak bandara, bahwa semua anggrek itu bukan untuk diperjual belikan tetapi untuk di tangkarkan, pihak bandara meloloskan.

Memang ada keasyikkan sendiri berburu dan bisa menangkarkan anggrek hutan ini, katanya. Banyak orang tidak menyukainya, karena harganya mahal , sulit didapat dan memang sulit untuk hidup apalagi berbunga, jika tidak bisa menguasai kebiasaan dan habitatnya. Rupanya kesulitan ini merupakan kepuasan tersendiri baginya. “Karena memang hidup saya penuh dengan tantangan yang akhirnya saya harus menyukai tantangan itu untuk mampu mengendalikannya, katanya tersenyum penuh optimis.” Kalau dilihat dari segudang hobby yang dipunyai perempuan ini, layak disebut seniman ketimbang dokter, karena selain mengoleksi tanaman anggrek hutan, ia ternyata mengoleksi berbagai barang antik,mulai guci, patung patung tua dari berbagai daerah, mengoleksi puluhan lukisan dan barang etnik lainnya, yang telah ditekuninya selama dua puluh tahunan lebih. Walau telah mengembara ke beberapa daerah , Dokter yang juga pintar bermain piano, menyanyi dan menulis puisi ini ternyata mempunyai ketertarikan khusus pada Taman Eden 100, apa lagi setelah melihat langsung banyaknya jenis bunga anggrek species yang ada di alamnya. Beliau prihatin, jika tidak dirawat dan ditangkar, tanaman ini akan punah sebelum dipelajari dan diteliti. Ada keinginannya yang disampaikan pada pemilik tanaman untuk membantu mencari, menghitung , memberi nama dan membudidayakan tanaman anggrek hutan yang istimewa ini. Bahkan beliau menawarkan koleksi buku dan katalog yang dimilikinya untuk dipinjamkan kepada pemilik. Koleksi buku anggreknya sangat banyak yang di hunting, juga dari berbagai tempat, beliau sering mencari buku import dari luar negeri, karena harganya murah disana dan lengkap. Di Indonesia, sangat mahal kalau buku import, katanya. Tak jarang karena kecintaannya pada tanaman ini dia menyelusuri internet untuk mengenal dan mengetahui habitat tanaman ini dan cara membudidayakannya. Ternyata perempuan ayu ini tidak main main dengan hobbynya, dia kuasai sampai nama nama latin anggrek tersebut. Satu harapannya, agar pemerintah membuat undang undang agar masyarakat umum tidak dibenarkan merusak hutan dan mengambil tanaman anggrek yang langka tanpa seizin dari yang berwenang. Akan punah jika tidak ditangkarkan. Di tempat penjualan bunga masih sering terlihat ada anggrek species yang diperjual belikan dengan harga yang sangat mahal , walau jelas dilindungi. Dikuatirkannya, jika tidak ada yang menangkarnya, maka populasi itu akan punah.Begitu malam sudah tiba dan hujan tinggal rintik-rintik rombongan turun dan tiba di rumah keluarga besar L.Sirait yang disebutkan disitu pos utama Taman Eden 100. Dengan penuh kekeluargaan, rombongan berkenalan dengan keluarga besar dan ternyata salah seorang anak L.Siarit tersebut dikenal oleh dr.Ria sebagai sahabatnya yang sudah lama tidak bertemu yang dulunya selalu mengiringinya menyanyi diberbagai acara.Ternyata Tuhan mempertemukan kedua sahabat yang sudah lama sekali tidak bertemu.
“Pertemuan ini bukan kebetulan, kata sang dokter pada mereka, ini semua ternyata diatur oleh Tuhan, agar saya turun tangan membenahi Taman Eden ini.” Saat itu juga dengan penuh kekeluargaan dan penuh semangat dibicarakan langkah langkah kedepan yang akan dilakukan segera. Saya terbeban menolong mereka, katanya berulang ulang dalam perjalanan pulang. Tuhan sudah memanggil saya untuk melestarikan taman anggrek ini dan saya akan berusaha semampu saya melakukannya, katanya optimis. Saya berjanji akan menjadi ibu asuh, berdoalah agar Tuhan membuka jalan kepada kita, ucapnya yang disambut rasa haru dan ucapan syukur dari semua keluarga. Saat itu juga beliau berjanji mengirimkan dana 5(lima) juta rupiah sebagai awal membuat taman penangkaran di bawah,dan akan mengirimkan peralatan paranet, polybag dan menjanjikan mengirimkan secepatnya sebuah komputer untuk mengidentifikasi seluruh jenis anggrek yang ada. Sungguh luar biasa spontanitas kepedulian yang diberikan saat itu.
Jika Tuhan mengizinkan kita akan menjadi pembuka jalan untuk menjadikan ini satu satunya nanti Taman Anggrek Species di Sumatera Utara , bukan hanya kebanggan masyarakat Tobasa tapi seluruh masyarakat Sumatera Utara.Mudah mudahan dengan adanya ibu asuh , pengelolaan tanaman ini mulai terarah dan pihak lain baik pemerintah dan swasta tergerak untuk mendukung dan membantu pengelolaannya. Pertama sekali saya ingin meminta pemerintah Tobasa melalui PLN berkenan memberikan arus listrik ke dalam lokasi agar area ini terang, tidak seperti sekarang sangat gelap. Keluarga ini harus kita hargai, kita dukung upayanya untuk melestarikan alam dan lingkungan yang dipunyainya, jarang ada keluarga yang mau seperti ini. “Saya terharu dengan penuturan salah satu anak dari keluarga ini yang mengatakan sampai menjual semua perlatan musiknya untuk pengelolaan aset berharga ini”, kata dokter Ria ketika penulis menanyakan. “Dia sudah mendapat Kalpataru, mengharumkan nama masyarakat dan pemerintah di Kabupaten tempatnya tinggal, tetapi kenapa perhatian kepada mereka sangat kurang.

Taman Eden ini jika dikelola dengan sungguh-sungguh dan profesional akan menjadi aset yang sangat mahal harganya dan dapat meningkatkan ekonomi penduduk setempat dan menjadi sumber penghasilan yang besar bagi pemerintah dari sektor parawisata. Semua bisa dilakukan disini, wisata rohani, wisata agro,wisata study, tempat penelitian, sampai kepada pengembangan tempat pelatihan manajerial out bond (pelatihan manajemen dialam terbuka). Di Sumut pelatihan out bond baru ada di Sibolangit, padahal di Taman Eden ini tidak kalah indahnya dan arealnya sangat memungkinkan untuk itu, kata dokter yang pernah mengikuti pelatihan manajerial alam terbuka bagi para eselon 2 ini selama 2 hari penuh di Sibolangit. Mereka sekeluarga sudah memulainya dengan tulus dan tanpa pamrih, saya sangat salut , sudah sepantasnya mereka mendapatkan penghargaan dan dukungan”, kata perempuan ini sedih bercampur prihatin.
Mengucapkan Terimakasih
Sementara itu Marandus Sirait selaku pimpinan Taman Eden yang juga anak sulung keluarga yang pernah menerima penghargaan Kalpataru dari Bapak Presiden RI di istana negara, menuturkan keluarga tetap bersemangat untuk melakukan upaya menghidupi dan menutupi biaya pengelolan dengan melakukan beberapa kegiatan dengan memanfaatkan event atau moment tertentu misalnya , dalam rangka penghijauan dan peningkatan ekonomi masyarakat, pada bulan Desember 2007 tahun yang lalu, Taman Eden 100 mendirikan Bank Pohon untuk mensuplai bibit-bibit ke kawasan Danau Toba. Dalam hal peningkatan iman, Taman Eden 100 menyediakan lokasi terbuka untuk retreat gereja, sekolah,berkemah, mendaki gunung, repala, mapala, penelitian fauna-flora dan juga acara pernikahan yang bernuansa lingkungan hidup. Uniknya, dan patut di acungi jempol, di antara keterbatasan dana yang mereka hadapi,Taman Eden juga mengajak para donatur untuk membantu penyediaan bibit-bibit gratis kepada masyarakat yang kurang mampu. Mereka berikan secara gratis kepada siapa saja yang ingin nantinya memerlukan bibit tanaman dari mereka.Luar biasa...! Memberi dalam keterbatasan, bukan hal yang mudah, kalau bukan dilandasi hati yang tulus dan kepeduliaan kepada sesama, kata dokter Ria berguman.
Sebelum berpisah, Marandus, pria yang murah senyum ini mengucapkan terima kasih sebesar besarnya atas perhatian yang mendalam dari rombongan khususnya kepada Dr Ria, yang akan menjadi ibu asuh yang baru yang nantinya akan mengeluarkan tenaga dan waktu untuk membagi perhatian dan memberikan pembinaan di sela sela kesibukannya yang sudah memang padat, dan menambahkan pada hari Jumat 12 Desember 2008 mendatang, pukul 12.00 mereka melaksanakan Natal yang bernuansa lingkungan hidup dan wisata dengan masyarakat dan siapa saja pecinta lingkungan. Dengan Thema: “Save the People Save Lake Toba” mereka mengundang rombongan untuk datang pada hari tersebut.
“Natal ini bertujuan untuk melakukan tindakan nyata kepada pelestarian bumi sebagai kado natal kepada Tuhan, juga untuk mendekor, menghias bumi dengan dekor yang hidup (tanaman pohon, melepaskan burung-burung, binatang hutan dan ikan) sebagai ungkapan Syukur. Undangan terdiri dari pencinta alam/lingkungan, pelaku wisata, travel (medan, siantar, parapat dan tobasa), pemerhati lingkungan hidup dari Jerman, Kanada dan Australia. Selanjutnya, undangan juga dari penerima kalpataru dari daerah Kabuapaten Karo, Duta lingkungan hidup Toba Samosir dan pengkotbah Pdt. Darmawan dari Medan”, ucapnya mengakhiri pertemuan malam itu.•••